Minggu, 01 Juni 2008

Internet dan kreatifitas

Sebagai awal mungkin menarik untuk mengutip apa yang diungkapkan oleh Ambrose Bierce.
There is nothing new under the sun but there are lots of old things we don't know.
Ambrose Bierce, The Devil's Dictionary
US author & satirist (1842 - 1914)

Ya, walaupun mungkin tidak terlalu bersesuaian dengan fenomena pemunculan perangkat dengan teknologi tinggi yang marak belakangan, ada kebenaran prinsip di penyataan itu. Umat manusia adalah peniru terbesar sepanjang sejarah bumi. Kita meniru dari burung sampai ikan, dari cecak sampai ular.

Dengan bantuaan google, yahoo, dmoz, ask sampai search.live.com kita bisa memperoleh informasi tentang apa saja yang telah dilakukan dan dicapai jutaan orang di planet ini. Dalam beberapa menit seseorang bisa mempelajari dasar-dasar dari penemuan seseorang di benua lain. Dalam hitungan menit saya bisa mencari penyelesaian suatu bug di mesin ubuntu saya.

Dengan hidupnya kita di era yang informasi sudah jauh lebih mudah didapatkan dari sebelumnya maka jelas banyak hal yang kita lakukan berbeda dari generasi sebelumnya. Kemudian timbul pula berbagai efek di berbagai sisi kehidupan kita. Dulu guru adalah satu-satunya sumber kebenaran, dan itu bukan hanya untuk guru agama saja. Sang guru adalah tempat bergantung para murid untuk ilmu, tanggung jawabnya sebagai sumber ilmu besar. Sekarang di zaman internet, untuk beberapa tingkatan pendidikan dan daerah geografis, fenomena seperti itu sudah bergeser. Pendapat para guru bisa dengan gampang diperbandingkan dengan berbagai sumber. Misalnya pendapat dosen dengan pendapat dosennya dosen, bahkan apa yang disampaikan dosen tentang hasil suatu penelitian dengan pendapat penelitinya sendiri.

Banyak hasil penemuan tentang hal apapun yang dipublikasikan secara bebas, problem solving menjadi tampak lebih mudah bagi banyak orang. Ada akselerasi untuk banyak hal dalam kehidupan kita. Karena berlimpahnya informasi di zaman ini riskan jika buru-buru mengakui diri sebagai penemu sesuatu, atau mengaku menjadi orang yang pertama kali melakukan suatu kegiatan. Tetapi muncul beberapa tantangan baru misalnya tentang berpikir secara independen dan penurunan kreatifitas.
Think for yourself and question authority.
- Timothy Leary

Think wrongly, if you please, but in all cases think for yourself.
- Doris Lessing

Tambah banyak tantangan untuk menjadi pemikir yang mandiri sekarang. Agak ironis memang karena sesungguhnya bahan baku dari pemikiran adalah informasi. Hanya saja karena informasi itu banyak yang sudah matang maka banyak manusia cenderung untuk malas berfikir sendiri. Informasi yang didapat tidak lagi sebagai bahan perbandingan dan acuan, tetapi sudah ditelan mentah-mentah. Untuk beberapa hal praktis menurut saya sih masih wajar, tetapi kecenderungannya melebar hampir ke semua hal. Padahal semua pendapat para pakar itu perlu juga disikapi sebagai bahan masukan, bukan kata akhir untuk segalanya. Pada authority ada relatifitas, minimal berkaitan dengan waktu (konteks zaman). Dan pendapat, kesimpulan dan penemuan utamanya perlu diperhatikan agar kita tidak selalu harus reinventing the wheel. Agar sumberdaya kita yang terbatas bisa dialokasikan untuk melakukan hal lain yang lebih penting.

Demikian pula yang terjadi dengan kreatifitas. Ada beberapa metode yang agak mekanis untuk merangsang daya kreatif. Misalnya dengan menggunakan analogi dan escapism. Dan bahan baku keduanya, lagi-lagi, adalah informasi. Tragis, limpahan informasi mematikan kreatifitas. Yah memang mungkin karena human behavior memang begitu. Alam mangajarkan manusia agar mencari yang termudah, tersingkat, dan aktifitas terpendek untuk survival. Umum bagi kita untuk mencari "low hanging fruits". Meniru dari alam adalah bagian dari kreatifitas manusia. Jika kita untuk beberapa hal sudah bisa meniru burung dan ikan maka mengapa kita tidak meniru manusia lainnya. Bahkan meniru (mimics) adalah bagian dari tahap belajar manusia di segala usia.

Saya mempelajari kadang-kadang daya pikir independen dan kreatif saya berkurang atau bahkan mati sesaat bukan karena kurang informasi sebagai bahan, tetapi justru karena berlebih. Ada tambahan tanggung jawab untuk menjaga agar tetap berada di titik tengah. Sulit ? Itu pasti.

Apakah akses informasi seperti saat ini mempermudah orang untuk berfikir?

Referensi
[1] http://www.quotationspage.com
[2] en.wikipedia.org/wiki/Ambrose_Bierce
[3] http://www.biercephile.com/life.cfm
[4] Collected Quotes from Albert Einstein
[5] THINKING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar