Rabu, 03 Juni 2009

Bagaimana memilih pemimpin

Memilih pemimpin sering kali bukan hal yang mudah, banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Salah satu yang kembali terlintas di benak saya, tapi tidak terlalu sering diungkap di media nasional adalah bagaimana perlakuan seorang pemimpin terhadap "orang-orang kecil". Kata-kata merakyat dan kerakyatan memang sedang laris-larisnya diobral menjelang pilpres. Tapi benarkah para pemimpin itu sanggup memperlakukan rakyat kebanyakan dengan perlakuan yang layak ?

Seorang pemimpin umumnya diasumsikan sebagai seorang yang terbaik di kelompok/masyarakatnya, seorang yang "besar". Sedangkan rakyat umumnya bermakna "orang-orang kecil" yang cenderung lemah dan tidak berdaya di hadapan kekuasaan. Menarik untuk meningat beberapa kutipan berikut, perihal hubungan "orang besar" dan "orang kecil":



“A great man shows his greatness by the way he
treats little men.”


                                               
-- 
Thomas Carlyle

[Kebesaran seseorang dapat dilihat dari bagaimana cara ia memperlakukan orang-orang kecil]


“The price of greatness is responsibility.”

                                               
-- Sir Winston Churchill

[Harga dari kebesaran / keagungan adalah tanggung jawab]


Orang kecil belum tentu bersalah karena belum menjadi orang besar. Orang kecil bisa jadi adalah orang yang taat hukum, santun, dan pandai dalam satu atau lebih bidang kehidupan. Bisa pula "orang kecil" menjadi apa adanya (tanpa harta dan tahta) karena memang tidak sangat tertawan hatinya dengan kemilau dunia. Lagi pula yang sekarang masih menjadi "orang kecil", di masa depan bisa menjadi "orang besar". Menzaliminya sekarang sama saja artinya kita menanam masalah. Jangan menabur angin kalau tidak hendak menuai badai di kelak kemiudian hari.Karena roda hidup memang berputar.

Sebagai bahan introspeksi, marilah belajar untuk bersama tidak menzalimi seseorang hanya karena dia "orang kecil". Tidaklah harta dan tahta yang selalu menjadi keutamaan seseorang. Seorang bisa menjadi "besar" dan bahkan mengubah dunia menjadi lebih baik  dengan kemulian perilaku, kemampuan berfikir dan keberanian bertindak.

Selamat memilih Presiden RI, memilih seorang pemimpin. Kalau kita tidak senang untuk memanipulasi dan menzalimi "orang kecil" maka bijak kiranya kalau kita pun tidak memilih seorang pemimpin yang berani menzalimi seseorang semata karena ia  tidak memiliki harta dan tahta.

Tuhan lindungi kami selalu dari kezaliman diri kami dan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar