Jumat, 28 Agustus 2009

The purpose of computing is insight !

Bagian 2

Pada tulisan sebelumnya (blog) saya coba menggambarkan bahwa abstraksi bagi para engineer itu juga penting, bukan hanya hal-hal yang semacam 'pekerjaan tangan' semata. Pada bagian kedua ini ingin saya berbagi "Aha! moment" yang saya alami pada saat Pak Soes memberi bagian dua kuliahnya yaitu "2. Apakah komputasi itu ?".

Sebenarnya makna yang dikandung dalam kutipan yang diberikan telah pernah saya dapatkan sebelumnya, tetapi Pak Soes memberikan kutipan yang tepat menggambarkan makna yang saya dapat sebelumnya. Kutipan tersebut berupa kalimat:

"The purpose of computing is insight -- not numbers".

Kalimat tersebut berasal dari buku Numerical Methods for Scientists and Engineers, McGraw-Hill, 1962; second edition 1973. Dover paperback reprint 1985. Buku tersebut ditulis oleh seorang bernama Richard Wesley Hamming (1915-1998), yang barangkali lebih dikenal lewat Hamming Code. Pada cetakan pertama tahun 1962, kalimat yang menjadi motto buku tersebut tercetak tersendiri dan cukup besar pada satu halaman. Sedangkan untuk edisi kedua, terdapat penjelasan pada halaman 3. Pada sub bab "1.1 The Five Main Ideas", Hamming menuliskan,
"Numerical methods use numbers to simulate mathematical processes, which in turn usually simulate real-world situations. This implies there is a 'purpose' behind the computing. To cite the motto of the book, The Purpose of Computing Is Insight, Not Numbers. ...

This computing is, or at least should be, intimately bound up with both the source of the problem and the use that is going to be made of the answers--it is not a step to be taken in isolation from reality."

Berkenaan dengan hal ihwal "kehilangan arah" ini, Prof Soesianto dalam tulisannya mengemukakan dengan sangat baik sebagai berikut:

"... . Di dalam [praktik] dengan mudah seorang peneliti tergelincir ke dalam situasi dimana 'the purpose of computing numbers is not (yet) insight.' "

Kemudian lebih lanjut Pak Soes menyinggung tentang implementasi "computing with words" yaitu fuzzy logic. Ini barangkali karena kata dalam kalimat, bagi manusia, lebih dekat kepada pemahaman yang mendalam terhadap sesuatu daripada sekedar angka-angka.

Yang ingin saya sampaikan kembali pada tulisan bagian dua ini pada dasarnya terangkum pada kalimat "The purpose of computing is insight -- not numbers".
Betapa kita, seperti pendapat Einstein, sering terjebak pada upaya habis-habisan untuk meyempurnaan cara/metoda dan melupakan gambaran besar dan tujuan yang ingin kita capai sebenarnya pada awal-awal kegiatan. Tak aneh, mungkin, mengapa konsep DIKW masih jauh panggang dari api.



Ref:
http://0penmind3d.blogspot.com/2009/08/kuliah-prof-soesianto-komputasi.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Insight
http://www.merriam-webster.com/dictionary/insight
http://en.wikipedia.org/wiki/Richard_Hamming


Kuliah Prof Soesianto, komputasi

Beberapa waktu yang lalu saya beruntung bisa mengikuti kuliah Azas Penyelesaian Masalah dari Prof. Ir. F. Soesianto, B.Sc.E., Ph.D. Kuliah tesebut memang tidak sama dengan kuliah metode numerik atau kalkulus (jika tidak salah Pak Soes juga mengajar kalkulus). Kuliah tersebut bukan 'kuliah how to', sehingga mungkin agak abstrak dan mengambang bagi beberapa. Saya sendiri, jika boleh jujur mengakui, amat menikmati kuliah yang beliau berikan. Sekalipun tiap awal pertemuan  kami pusing kerena oleh beliau kami diberi soal matematika yang konkrit.

Di tiap kuliahnya Pak Soes berusaha memberikan sari pati dari ilmu komputasi, samacam bird view atau beberapa seperti snapshot. Karenanya tentu bukan satu tambah satu yang beliau ajarkan. Ada rekan mahasiswa yang bertanya tetang penerapan konkrit dari yang beliau ajarkan, sebab menurutnya apa yang diajarkan sangat abstrak. Pertanyaan tersebut baik dan sah-sah saja, tetapi menggelitik rasa kekhawatiran lama saya. Untuk contoh kasus itu, rekan yang bertanya tadi saya tahu terlatih benar menghitung dalam teknik listrik, jadi beliau pasti pandai berhitung. Maka justru karena itulah kuliah Pak Soes ini penting.

Orang teknik dapat cenderung terjebak pada rutinitas, termasuk rutinitas komputasi. Orang bisa habis-habisan belajar menjadi programmer yang handal, disainer rangkaian yang handal tapi jadi gampang lupa apa tujuan dari aktivitas yang mereka lakukan. Sepintas saya lihat rekan-rekan yang berkecimpung di bidang pemrograman dan jaringan komputer sebenarnya agak beruntung, mereka seharusnya bisa akrab dengan konsep penjenjangan. Dari seorang programmer / tekniksi kemudian menjadi developer lalu menjadi arsitek. Semakin tinggi posisi melihat, biasanya semakin abstrak, walaupun cakupannya akan semakin lebar. Ya trade-off memang benar-benar terjadi dalam hal ini.

Kuliah yang disampaikan Pak Soes penting untuk menjaga keseimbangan agar mahasiswa tidak terdegradasi derajatnya. Melihat mesin komputer berkemampuan tinggi (katakanlah gamming machine) yang hanya dimanfaatkan sebagai kalkulator dengan aplikasi bawaan Microsoft Windows XP saja kita "gerah", apalagi manusia. Berhitung itu penting bagi engineer dan scientist, tapi bukan cuma itu yang harusnya dilakukan. Bukan cuma itu kemampuan yang harusnya dikembangkan. Dalam pandangan saya implikasi dari upaya mempermudah pekerjaan manusia melalui kemampuan perangkat lunak dan keras adalah manusia semakin diposisikan untuk lebih menjadi manusia. Artinya manusia didorong bekerja lebih optimal di wilayah-wilayah yang belum dapat dilakukan oleh perangkat-perangkat tersebut dengan baik. Misalnya di wilayah-wilayah kompleks seperti kreatifitas dan kebijaksanaan. Sekalipun penting pula untuk dicatat bahwa dalam wilayah-wilayah ini pun manusia telah mulai bersaing dengan perangkat yang telah ditanamkan kecerdasan buatan di dalamnya. Tentu jalan panjang masih harus ditempuh mesing-mesin itu untuk menjadi benar-benar sedekat manusia, tetapi tidaklah cukup alasan untuk manusia lainnya buat bersantai.

Mereka yang memiliki kemampuan komputasi yang hebat dalam otaknya tentu akan sangat terbantu dalam menjalankan profesinya sebagai engineer. Tetapi dengan banyaknya perangkat bantuan semacam Mathematica,MATLAB,Maple,Mathcad,SciLab atau bahkan Octave maka perkerjaan seseorang dalam ranah matematis bisa lebih ringan. Artinya lebih banyak resource yang dapat dialokasikan untuk pekerjaan/bidang yang lain. Mereka yang berkonsentrasi mengembangkan kemampuan komputasi manual tetap akan memiliki keunggulan, tetapi pertanyaannya sekarang adalah seberapa besar marjin keuntungannya ? Dan dengan trade-off seperti apa ? Kapankah kita terakhir kali menggunakan buku tabel Log ?

Hampir semua buku yang mengajarkan penggunaan perangkat lunak (CAD/CAE) yang ditulis dengan baik akan mengajarkan untuk tidak terlampau percaya begitu saja dengan hasil yang disajikan perangkat lunak tersebut. Pengguna diharapkan memiliki dasar yang cukup untuk memahami bagaimana hasil suatu program kumputer didapatkan. Artinya kemampuan pengguna pada sisi manual masih harus tetap dijaga. Disinilah kesetimbangan itu diperlukan, dan kuliah Pak Soes kali ini hadir untuk mengupayakannya. Karena memulai 'perjalanan' dengan benar akan sangat memudahkan bagi si penempuh, mencegahnya untuk menghabiskan terlalu banyak energi berputar-putar haluan.


Menutup bagian pertama tulisan ini izinkan saya menulis kutipan favorit:

"Perfection of means and confusion of goals seem -- in my opinion -- to characterize our age." --Albert Einstein

"Penyempurnaan cara dan kekacauan (kebingungan) tujuan -- dalam pendapat saya -- akan menjadi karakter pada masa kita" --Albert Einstein

Sudah lama ingin ditulis ... akhirnya...

Ref:
inf.uajy.ac.id pengukuhan



Senin, 17 Agustus 2009

The Outspoken

...
I'm like a head trip to listen to, cause I'm only givin you things you joke about with your friends inside your living room

The only difference is I got the balls to say it in front of y'all and
I don't gotta be false or sugarcoated at all

I just get on the mic and spit it and whether you like to admit it I just shit it better than ninety percent of you rappers out can
...

"Real Slim Shady" by Eminem



[> www.contactmusic.com:

Canadian singer ALANIS MORISSETTE has hit out at critics of EMINEM's outspoken lyrics - insisting he sets a good example to others by expressing his anger through music instead of actions.

The IRONIC star is inspired by controversial Eminem's lack of censorship, but disagrees with many of the opinions featured in his raps.

She explains, "I adore Eminem's lack of censorship. His music shows how anger expressed through art is so much less destructive than acting it out in day-to-day life.

"I don't agree with all of his opinions, but I don't think it's a matter of having to agree or disagree with him, as much as behold him. I can appreciate the place from which he writes."

07/07/2005 09:05

Minggu, 16 Agustus 2009

Menjadi seorang engineer, karena cinta atau memang dasarnya masochists ?

dari coretan Note di FB

Ada banyak jalan untuk mencari uang, lebih banyak lagi untuk mencari harta, beberapa jalan lain untuk mencari ketenaran, plus alternatif lainnya untuk mencari wanita. Untuk mencari kekuasaan ada lebih banyak lagi.....so mengapa harus engineering ?

Jika ukurannya uang dan harta lainnya, di dunia umumnya rata-rata penghasilan engineer lebih kecil (bahkan jauh lebih kecil) dari 'ekonom' dan marketer.

Mencari ketenaran ? Kecuali Bill Gates, mungkin gak ada yang seberuntung itu untuk terkenal sedunia ... Paling-paling ilusi sesaat dari titel highschool geek dan nerd.

Mencari wanita ... jelas bukan tipikal rock star. Berlian lebih berkilau, BMW dan Mercy lebih menggoda hasrat. Parahnya lidah bisa jadi terlanjur kaku, kelu untuk meluncurkan gombalan maut. Karena untuk berbohong 'engineer by training' sejati masih memerlukan analisa statistik (masih ingat Lies, Damn Lies and Statistics ? wkwkwk ). Walaupun engineer mungkin sedikit lebih terlatih daripada scientist untuk berbohong.

Menjadi penguasa ? Kekuasaan itu diraih dengan manipulasi ... habis-habisan. Engineer memang terlatih untuk memanipulasi keadaan , but it is a good manipulation. Mewujudkan mimpi dan rancangan, mengatasi kesulitan dan ketidak-idealan. Tapi salah-salah memanipulasi jembatan bisa patah, bangunan bisa runtuh, rangkaian elektronik bisa terbakar, aliran listrik bisa putus, dan orang-orang bisa mati. See ? Limitation, we do have limits, so many of 'em.

Jadi mengapa orang ada yang menjadi engineer ? Ketidak sengajaan, kecelakaan ? Karena hobi ? Karena hasrat ? Karena cinta ? Atau jangan-jangan memang karena pada dasarnya masochist ?

Sesuatu yang mungkin perlu dijabarkan pada jiwa-jiwa muda, masa SMA. Inilah dunia dengan konsekuensinya, apa yang ingin kau cari nak ? Benarkah ini yang kau inginkan ?

Atau meminjam lirik dari soundtrack Transformer 2, "21 Guns" oleh Green Day:

Do you know what's worth fighting for
When it's not worth dying for?
Does it take you breath away
And you feel yourself suffocating?
Does the pain weight out the pride?
...

Yup, they said it very well: " Does the pain weight out the pride? "

Sabtu, 15 Agustus 2009

Saturday night fever, mine ...




Hole in My Soul
[ Aerosmith : Nine Lives in 1997 ]

I'm down a one way street
With a one night stand
With a one track mind
Out in no man's land
The punishment sometimes
Don't seem to fit the crime

Yeah there's a hole in my soul
But one thing I've learned
For every love letter written
There's another one burned
So you tell me how it's gonna be this time

Is it over?
Is it over?
'Cause I'm blowin' out the flame

Take a walk outside your mind
Tell me how it feels to be
The one who turns
The knife inside of me

Take a look and you will find
There's nothing there, girl
Yeah I swear, I'm telling you, girl yeah 'cause

(Chorus)
There's a Hole In My Soul
That's been killing me forever
It's a place where a garden never grows
There's a Hole In My Soul
Yeah, I should have known better
'Cause your love's like a thorn without a rose
Yeah, yeah

I'm as dry as a seven year drought
I got dust for tears
Yeah I'm all tapped out
Sometimes I feel broken and can't get fixed

I know there's been all kinds of shoes
Underneath your bed
Now I sleep with my boots on
But you're still in my head
And something tells me this time
I'm down to my last licks

'Cause if it's over
Then it's over
And it's driving me insane

Take a walk outside your mind
Tell me how it feels to be
The one who turns
The knife inside of me
Take a look and you will find
There's nothing there, girl, yeah, I swear
I'm telling you girl yeah 'cause

(Chorus)

Yeah, is it over?
Yeah, it's over
And I'm blowing out the flame

Take a walk outside your mind
Tell me how it feels to be
The one who turns
The knife inside of me
Take a look and you will find
There's nothing there, girl, yeah, I swear
I'm telling you girl yeah 'cause

(Chorus)

Lyric was taken from : sing365.com

Jumat, 14 Agustus 2009

DIKW, sekedar mimpi ?

Sekilas lintas pagi hari, di antara jepitan dan kejaran tugas ....
[hingga diedit lagi]

Data --> Information --> Knowledge --> Wisdom

Suatu waktu terlihat [olehku] informasi perjalanan dari data menuju kebijakan. DIKW model, begitulah lazim dikenalnya menggambarkan perjalanan dari data menjadi informasi, lalu menjadi ilmu pengetahuan lalu di ujungnya menjadi kebijaksanaan. Versi model DIKW yang menempatkan wisdom di akhirnya lebih saya sukai. Manusia masih berbeda dari mesin buatannya karena faktor kebijaksanaan (wisdom) ini.

Seorang yang menempuh perjalanan pendidikan seharusnya menuju wisdom, agar ia semakin menjadi manusia, dan bukannya 'menuju' knowledge apalagi sekedar informasi yang hanya akan menempatkannya bersaing dengan mesin-mesin rakitan rekan-rekan manusianya.

Menjadi bijaksana adalah pelajaran yang hilang di jenjang pendidikan tinggi. Sebagai gantinya pendidikan tinggi (barangkali) menghasilkan operator-operator yang handal. Ahli menghitung dan ahli penggunaan aplikasi mesin komputer, lalu kehilangan makna dari hasil analisanya sendiri.

Sulit mengharapkan pemanusiaan manusia, dan manusia yang paham dari hasil macam ini. Karenanya barangkali pejuang sejati kebaikan manusia bangsa kita akan lebih banyak berasal dari kaum 'tidak terdidik' daripada mereka yang lulusan jenjang S1, S2 bahkan S3. Karena kelompok-kelompok yang terakhir bisa jadi lebih terbiasa sibuk untuk power sharing , berkomplot untuk memperoleh sesuatu, atau bahkan sekedar mengejar target setoran. Lalu sekolah yang tinggi tidak lagi sinonim dengan pendidikan yang tinggi.

Mudah-mudahan saya sangat salah dalam hal ini, sebab jika tidak bagaimana dan di mana lagi saya akan belajar untuk menjadi manusia yang lebih bijak dalam kebenaran ?

Uhhh ... WE LOST THE WOOD FOR THE TREES



Selasa, 04 Agustus 2009

Atmega AVR atmega8535 LCD links

Maaf benar-benar saya tidak mampu membagi waktu dengan lebih baik, untuk saat ini. Maka bagi yang berkepentingan silahkan lihat link-link berikut ini. catatan: links dicari dengan kata kunci berikut di Google:
(avr | atmega | atmega8535) lcd port output

links:
micah
scienceprog
iddhien
azies-tech.com

azog

Bagi mhs, tolong yang rajin membaca. Selamat berjuang untuk TA anda !