Sabtu, 04 Juni 2011

Eramuslim peduli Facebook (secara postif)?

Ini adalah berita dari Eramuslim.com. Saya sebenarnya tidak ingin ikut masuk ke dalam pembahasan Umi Kaltsum VS Musdah Mulia. Saya beberapa kali menonton pernyataan pendapat ibu Musdah Mulia di televisi dan sampai sekarang saya berfikir belum bisa sependapat dengan pemikirannya.

Sungguhpun saya sebagai orang awam tidak sependapat dengan pemikiran-pemikirannya, saya agak prihatin dengan beberapa pemberitaan di situs Eramuslim.com. Cuplikannya ada di bawah ini:
Berbeda dengan Umi Kaltsum yang banjir dukungan, facebook Musdah Mulia tampak terlihat sepi, bahkan tidak ada sama sekali dukungan dan simpati kepadanya. Hanya ada satu-dua orang memberi komentar. Namun itu pun tidak terkait dirinya yang dikatakan sebagai antek Amerika dalam seminar di Gedung Mulo Makassar.
Padahal Musdah Mulia memiliki dua laman facebook, atas nama Musdah Mulia dan Musdah Mulia II. Namun dalam pantauan Eramuslim.com, hingga pukul 12.00 WIB, tidak ada para pendukung Musdah Mulia yang membela Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. Sebab biasanya, banyak beberapa aktivis Jaringan Islam Liberal yang aktif memberikan simpati terhadap koleganya yang sedang ditimpa konflik. Apakah ini bisa dikatakan kekalahan Musdah dalam perang media? [1]
Lagi...
Niat Musdah Mulia yang akan mempidanakan Umi Kaltsum setelah mengatakan dirinya liberal dan antek Amerika, membuat para facebooker bergerak menggalang dukungan bagi Umi Kaltsum.
Seperti disuarakan Hanifah Ekarianti yang meminta agar Umi Kaltsum tidak takut dengan ancaman pengusung pemikiran Feminisme tersebut. 
“Jangan takut sama ancaman si musdah ngga mulia itu, toh dia cuma manusia biasa aja, gak ada apa-apanya dbanding Allah. Caiyo.”
Bahkan pemilik facebook atas nama Mohammad Islamy menyerukan kepada semua orang untuk melakukan penggalangan dukungan. Ia juga meminta Umi Kaltsum untuk gigih mengganyang faham liberalisme, sekularisme, dan pluralism yang lebih iblis dari pada iblis.
“Mari kita galang dukungan untuk ukhti Umi Kaltsum, yang di ancam dipidanakan oleh musdah semprul karena telah mengkritisi pemikiran liberal ala si semprul ini... Allahu Akbar!!! “ [2]
kutipan terakhir (dari Eramuslim) ...
Nama Umi Kaltsum mendadak heboh. Sang muslimah itu kian santer dibicarakan oleh sesama aktivis dakwah dua hari ini. Kisahnya yang berani mengkritik guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Musdah Mulia, banyak mengundang decak kagum sesama rekan facebooker. Laman facebooknya pun ramai di-add oleh beberapa facebooker untuk menyuarakan dukungannya.
...
Umi mengatakan bahwa Musdah Mulia adalah antek Amerika yang liberal setelah pernah meraih nobel Internasional Women of Courage dari Washington pada 8 Maret 2007 lalu. Selain itu, Musdah juga mendapatkan hadiah sebesar Rp 6 miliar. (pz) [3]
Bukankah Mark Zuckerberg, pendiri Facebook [4], itu adalah keturunan Yahudi dan konon mengaku atheis?
‎"Mark was born in 1984 in New York. Although raised Jewish, he has since described himself as an atheist despite having his Bar Mitzvah when he was 13."[5]
Ini sekelumit informasi bagaimana Facebook mencari uang (keuntungan):
Phillips says. “They can make enough money selling big marketers volume impressions online, by running ads at their own site based not on keywords but on the actual tastes and preferences of Facebook users.” [6]
‎"Self-serve advertising allows marketers to decide precisely who they want to appeal to, and buy ads to put in front of users who fit the profile. " [7]

Saya akan sangat senang dan bahagia apabila ada akademisi yang mampu mematahkan argumentasi ibu Musdah Mulia secara elegan. Mereka yang menguasai secara baik landasan pikir dan teori dalam bidang itu barangkali bisa mematahkan secara telak argumentasi si ibu itu. Tapi kalau yang diangkat oleh media hanyalah caciannya saja, sepertinya tak perlu pentas akademis.

Saya, yang mengaku masih urakan, mengajak siapapun untuk membaca tulisan asli dari yang saya cuplik, langsung di Eramuslim.com. Saya merasa kata-kata yang ditulis di sana mirip (atau malah lebih keras?) dari yang biasa terpampang di "media Amerika". Apakah cacian dan umpatan yang disandingkan dengan penyebutan kebesaran nama Tuhan itu pantas? Ini standar pemberitaan model "pembela agama Islam" atau model pemberitaan media Amerika yang katanya dikuasai Yahudi itu?

Kemudian saya agak sulit memahami bagaimana Facebook begitu penting bagi acuan pemberitaan di Eramuslim. Lah kalau tolok ukurnya salingsapa.com mungkin saya masih bisa mengerti :-). Bagaimana mau menuduh "Amerika" selalu berstandar ganda kalau praktiknya masih begini?

Semoga saja ini berarti rekan-rekan sebangsa dan setanah air mulai sadar kenyataan :-). Bawa dari hulu sampai hilir kita masih banyak tergantung dari pihak-pihak di luar kita. Jadi urusannya sekarang  adalah bagaimana memanfaatkan teknologi yang "tidak asli punya kita" ini untuk sebesar-besarnya kebaikan. Sebab jangan sampai kita yang masih menggunakan teknologi asing ini dianggap sebagai antek Amerika, antek Israel, antek Jepang, antek China atau antek Taiwan :-)

p.s :

antek an.tek

[Jw n] orang (negara) yg diperalat atau dijadikan pengikut orang (negara) lain; kaki tangan; budak [8]

 

Semprul (Posted on 28. Aug, 2009 by edhy_sst)

Umpatan dalam bahasa Jawa yang berarti tidak mutu sama sekali. [9]

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar