Ah, tidak ilmiah amat sebenarnya apa yang saya ingin tulis. Bahkan ada yang bilang "what is understood need not [to] be discussed." Sayangnya kasusnya tidak demikian. Tidak percaya, periksa sendiri !
Kalau diamati seharusnya di zaman modern, era informasi, ini kita mulai paham bahwa tiap-tiap disiplin ilmu membawa pengaruh gaya pada tiap individu yang menggelutinya. Jadi tidak hanya kesenangan alias preferensi pribadi.
Seorang yang dididik menjadi analis akan bertindak dengan cara yang berbeda dengan seorang yang dilatih menjadi atlet tenis lapangan. Masing-masing bersesuaian dengan kebutuhannya sendiri-sendiri. Jadi seorang analis harus mulai belajar maklum terhadap kebiasaan seorang atlet, dan demikian juga sebaliknya. Jika dapat mulai saling memaklumi dan memahami tempat kedudukan dan timing, sepertinya perbedaan itu justru akan saling memperkuat. Bukan malah saling melemahkan.
Awal bencana adalah jika seseorang mulai perlu merasa selalu jauh lebih hebat dari yang lainnya. Pendekar tanpa tanding, hehehe.
Kalau diamati seharusnya di zaman modern, era informasi, ini kita mulai paham bahwa tiap-tiap disiplin ilmu membawa pengaruh gaya pada tiap individu yang menggelutinya. Jadi tidak hanya kesenangan alias preferensi pribadi.
Seorang yang dididik menjadi analis akan bertindak dengan cara yang berbeda dengan seorang yang dilatih menjadi atlet tenis lapangan. Masing-masing bersesuaian dengan kebutuhannya sendiri-sendiri. Jadi seorang analis harus mulai belajar maklum terhadap kebiasaan seorang atlet, dan demikian juga sebaliknya. Jika dapat mulai saling memaklumi dan memahami tempat kedudukan dan timing, sepertinya perbedaan itu justru akan saling memperkuat. Bukan malah saling melemahkan.
Awal bencana adalah jika seseorang mulai perlu merasa selalu jauh lebih hebat dari yang lainnya. Pendekar tanpa tanding, hehehe.