Memiliki laptop tua dengan kapasitas terbatas seperti ThinkPad T43 membuat saya harus menimbang software yang bisa ter-install di dalamnya. Skala prioritas perlu ditetapkan karena ada beberapa software yang tidak bisa di-install selain di hard disk internal, misalnya tidak bisa ditempatkan di USB drive (flash disk).
Untuk memeriksa penggunaan ruang penyimpanan hard disk internal oleh software saya menggunakan aplikasi gratisan dan portable (bisa disimpan di flash disk, tidak perlu di-install di hard disk). Salah satunya adalah WinDirStat : http://portableapps.com/apps/utilities/windirstat_portable
Sejak dari dahulu salah satu kelemahan dari software GNU/Linux itu kebanyakan adalah pada dokumentasinya. Sebenarnya tidak hanya aplikasi di GNU/Linux (juga OS-nya itu sendiri), tapi juga (konon) rata-rata software yang tergolong kelompok FLOSS (Free Libre Open Source Software). Mengapa begitu? Dari beberapa keterangan yang saya peroleh, terutama karena mereka yang terlibat dalam proyek-proyek pengembangan seperti itu sumber daya-nya (terutama waktu) lebih banyak tersita untuk pengerjaan inti proyek, yaitu desain dan kode program. Untuk mengatasi hal itu sudah banyak upaya untuk melibatkan lebih banyak orang berkemampuan teknis untuk membuat dokumentasi proyek. Untuk level pribadi, saya juga merasakannya. Meski tidak dalam skala yang sama. Kadang kalau sedang mengerjakan sesuatu, anggap saja proyek atau semua yang dapat dimaknai sama dengannya, saya kesulitan untuk mengimbanginya dengan dokumentasi yang memadai. Padahal dokumentasi itu perlu, bukan hanya untuk saat ini, tetapi lebih penting untuk masa yang akan datang. Terutama jika tugas/proyek berganti, konsentrasi berubah dan beberapa hal (banyak hal) bisa dengan mudah terlupakan. :-D