Jumat, 29 Agustus 2008

Ramadhan, harusnya bukan, bulan petasan

Saya berani bilang saya sangat jarang main petasan. Sekali-kalinya ikut bakar petasan waktu di SMPN2 malah hampir dikeluarkan dari sekolah. Maklum "maling" kalau nanggung ya gitu, malah lebih beresiko, hehehe.

Ramadhan itu, katanya, bukan sekedar bulan puasa apalagi bulan petasan. Karena tradisi ? Ah lagi-lagi tradisi lagi, kapan majunya kita ini. Kapan kita memiliki tradisi untu selalu berubah untuk maju ? Ah mulai dari diri sendiri saja. Siapa tahu nanti "aku bisa terbang", hehehe.

Dengan semangat memulai dari diri sendiri saya akan berusaha agar tahun ini saya tetap berhasil untuk tidak main petasan. Seperti yang berhasil saya lakukan tahun lalu. Saya sudah tua ? Hmmm tengoklah para pembakar petasan di sekitar anda, apakah mereka anak-anak semua ? Atau, remeh ? Yup yang remeh kalau massal sifatnya, bisa menjatuhkan kerajaan lho.

Dengan mengekor pada model-model kampanye (advokasi) zaman ini, saya mulai dari yang kecil. Ayo mulai berusaha!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar