Tadi malam melanjutkan "perjalanan spiritual" (maksud sebenarnya : mencari-cari makan) di Yogyakarta, saya "membajak" sepupu untuk mencoba oseng-oseng mercon. Makan enak dan tidak mahal bisa menjadi obat pasca stress buat saya, karena itu...jadilah kami berangkat.
Sebagaimana banyak makanan murah dan enak di Yogya, oseng mercon bukanya malam hari. Letak tendanya di Jl. K.H. Ahmad Dahlan, persisnya di lampu merah sebelah barat, dekat tikungan ke Jl. Wakhid Hasyim.
Saya, sebagai yang bukan orang Jogjakarta menyebut deretan ruas jalan berikut sebagai ruas jalan pemotong kota Yogya (karena letaknya di peta seolah-olah lurus memotong kota), jalan2 tersebut adalah (dari paling timur lurus ke barat) : Jl. Wonocatur, Jl, Kusuma Negara, Jl.Sultan Agung, Jl. Senopati, Jl.K.H. Ahmad Dahlan, Jl. Wirobrajan, Jl. R.E. Martadinata.
Kalau mau ke oseng - oseng mercon dari Jl. Malioboro, tinggal pergi lurus ke selatan melewati Jl. Ahmad Yani lalu belok ke barat (belok kanan) ke Jl. K.H Ahmad Dahlan. Letak tendanya (kalau kita menghadap ke barat) di kanan jalan.
Mejeng dulu di depan tenda warung, jarang-jarang saya berani difoto.
Dengan Rp.7000,- (waktu saya post ini), kita bisa menikmati masakan oseng-oseng daging yang super pedas (karena itu diberi TM : mercon). Kalau perut kurang bersahabat dengan yang super pedas, ada solusi yang bisa dicoba yaitu dengan makan NORIT (activated carbon) terlebih dahulu. Biasanya di toko-toko obat banyak tersedia, dan NORIT sebenarnya bukan obat karenanya bertanda hijau. Untuk saya ini benar-benar solusi untuk menikmati pedasnya oseng mercon.
Masnya yang jualan, di rombong itu anda juga bisa pesan makanan tambahan lain, usus misalnya.
Lumayan sambil nunggu kepastian tiket pulang yang sudah diusahakan saudara sepupu saya yang baik, kami melanjutkan perburuan makanan. Klo besok sudah bisa pulang, maka malam ini jatahnya nyari "sajen" buat perut yang terakhir di Yogya.
Angkringan, anyone ?
Selamat hunting panganan di kota Yogyakarta.