Alkisah...sebuah tim sepakbola menderita kekalahan 0:1 dari lawannya. Para pemain depan (penyerang) mengeluh bahwa mereka tidak mampu membuat gol ke gawang lawan karena para pemain tengah tim mereka tidak becus memberi umpan dengan baik. Enggan disalahkan, para pemain tengah itu pun menunjuk ketidak becusan para pemain belakang yang tidak berhasil menjaga pergerakan pemain lawanlah yang membuat mereka harus ikut sibuk turun membantu pertahanan. Karena sibuk ikut bertahan, pemain tengah mengatakan bahwa mereka susah untuk membantu para pemain depan dengan memberi umpan matang, apalagi untuk ikut maju menyerang. Merasa dipojokkan, para pemain belakang tidak mau tinggal diam, yang menjadi sasaran mereka adalah sang kiper. Menurut para pemain belakang, si kiper seharusnya mampu menahan bola dari tembakan pemain lawan. Bukankah untuk itu ia diberi gaji ? Di antara 11 orang anggota tim sepak bola itu hanya si kiper saja yang boleh memegang bola dengan tangan. Dengan "hak istimewa" seperti itu mengapa tidak ia pergunakan dengan baik, omel para pemain belakang. Merasa jadi sasaran tembak sang kiper tidak terima, dan dengan lantang ia berkomentar keras bahwa para pemain depanlah yang tidak becus bekerja. Timnya hanya kemasukkan satu gol ! Seandainya para penyerang bekerja lebih keras dan mampu memasukkan dua gol saja maka tim sepakbola tersebut akan menang. Para pemain depan itu telah menerima penghasilan paling tinggi di klub. Mereka bahkan telah sedemikian popular sehingga punya banyak penghasilan di luar gaji dengan menjadi bintang iklan.
Ah malang nian klub sepakbola itu, mereka telah begitu menikmati lingkaran setan yang mereka buat sendiri.
Ah malang nian klub sepakbola itu, mereka telah begitu menikmati lingkaran setan yang mereka buat sendiri.
Ditulis pada ScribeFire, dikirimkan lewat StarOne.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar