Orang tetap perlu makan, tetapi terjebak dalam rutinitas dalam mencari "sarapan" bukanlah sesuatu yang baik menurut saya. Hal ini terutama penting untuk orang muda zaman sekarang. Bekerjalah dulu untuk meningkatkan kemampuan diri, jangan berharap dapat "ikan besar" secepatnya. Yang paling penting adalah pertumbuhan diri, sejauh pekerjaan yang digeluti saat-saat awal itu bukan sesuatu yang terlalu beresiko. Misalnya beresiko membuat cacat tubuh permanen, yang memang secara pasti telah diketahui sering terjadi di pekerjaan itu. Atau jelas-jelas adalah kegiatan yang melanggar hukum.
Saya telah memulai mempraktekkan prinsip itu sejak beberapa tahun belakangan. Pahit memang, tapi begitulah rasanya hidup. Mencoba tabah dalam menghadapi kondisi harian memang sulit, tapi harus dicoba. Namanya saja berlatih. Saya yakin sekali bahwa selama saya mampu meningkatkan kemampuan diri maka suatu saat nanti semua pengorbanan akan terbayar lunas. Kata orang zaman sekarang tidak lagi cukup faster, harder, and smarter tetapi sudah perlu sampai wider, deeper and wiser.
Tiap kali saya direspon dengan cara yang tidak menyenangkan oleh orang lain, saya akan selalu mengingat ibu-ibu penjual nasi bungkus di beberapa tempat. Saya pernah beberapa kali menyaksikan betapa mereka diacuhkan oleh orang-orang yang ia tawari untuk membeli nasi bungkus dagangannya dengan cara yang sangat tidak menyenangkan.
Saya jadi berpikir apakah saya pernah bersikap seperti itu kepada para penjual asongan dan sejenisnya. Mereka mungkin dulunya orang jahat dan orang nakal, mungkin bahkan sekarang pun mereka begitu. Tetapi sangat besar kemungkinannya juga mereka adalah orang baik-baik yang tidak beruntung. Bukan preman tetapi pencari nafkah keluarga. Tuhan mungkin tengah menyemangati saya, bahwa banyak orang yang diperlakukan lebih buruk dari yang saya terima. Dan memberi cermin kepada saya supaya saya lebih hati-hati bersikap terhadap orang yang lebih tidak beruntung dari saya.
Tiap kali saya belum berhasil melakukan sesuatu dan diperolok-olok karenanya, saya akan selalu mengingat Thomas Alva Edison. Dalam hidup persistence dan resilience itu memang perlu.
I have not failed, I've just found 10,000 ways that won't work. (Thomas Edison)
- Response to the idea that he had failed after 10,000 experiments to develop a storage battery, as quoted in The World Book Encyclopedia (1993) Vol. E, p. 78; there are many variants on this quote, with the numbers mentioned ranging from 97 to 10,000.
Setiap kali saya merasa dikucilkan saya akan mengingat Mahatma Gandhi.
"First they ignore you, then they ridicule you, then they fight you, then you win." -- Mahatma Gandhi
Setiap kali semua yang saya lakukan dikatakan tidak ada yang benar. Setiap kali pendapat saya diremehkan. Setiap kali cara saya berfikir saya dianggap aneh. Setiap kali ada penumpang gelap dalam perjuangan, saya akan mengingat Albert Einstein.
"...If the relativity theory will be proven true, the Germans will say I am a German, the Swiss I am a Swiss and the French that I am a great man. If not, the Germans will call me Swiss, the Swiss will call me German, and the French will say I am a Jew...." --Albert Einstein
Yah begitulah resiko perjalanan orang yang bekerja untuk mencari pengetahuan dan pengalaman. Berjuang untuk bisa "makan besar" suatu hari nanti. Kadang akan terlihat lugu, bodoh dan naif. Kadang orang akan menanggap tolol karena mau "bekerja bakti". Begitulah jalan yang harus dilaui, karena keberhasilan adalah hasil dari kebiasaan. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk segala yang ingin didapatkan.
Referensi:
[1] http://en.wikipedia.org/wiki/User_talk:TEB728/Archive
[2] http://en.wikiquote.org/wiki/Thomas_Edison
Tidak ada komentar:
Posting Komentar