Jumat, 23 Mei 2008

Machiavelli tentang "permission to speak the truth"

There is no other way of guarding oneself against flattery than by letting men understand that they will not offend you by speaking the truth; but when everyone can tell you the truth, you lose their respect.

-- Niccolo Machiavelli

2 komentar:

Anonim mengatakan...

gak ngerti.
bisa tolong dijabarkan?

sunu pradana mengatakan...

Menurut pemahaman saya sih Machiavelli intinya mengemukakan tentang keseimbangan. Titik tengah antara dua ekstrim, teralu tertutup dan terlalu terbuka.

Menurutnya jalan paling mungkin untuk menghindarkan diri dari senang dengan pujian yang berlebihan adalah dengan membiarkan orang lain tahu bahwa kita bersifat terbuka terhadap kritik. Kita mau menerima kritik dan penyampaian kenyataan tanpa merasa tersinggung dan merasa dipojokkan meskipun kenyataan yang disampaikan tidak bagus.

Menurut saya memang orang yang cenderung memberikan pujian berlebihan adalah orang yang sedang menjilat, atau orang itu terpaksa menyatakan pendapat demikian karena takut menyingung perasaan teman bicara.

Tetapi menurut Machiavelli jika kita membiarkan semua orang bisa berbicara secara terbuka dan jujur maka kita akan kehilangan rasa hormat. Karena artinya semua orang tidak lagi punya rasa segan/sungkan terhadap kita. Orang akan cenderung sembarangan (ingat human nature).

Hak bicara sejujur-jujurnya sepertinya merupakan suatu "privilege", bagi Machiavelli. Tidak untuk semua orang. Perlu diingat ini sepertinya dikutip dari bukunya yang berjudul "The Prince". Jadi lebih tepat untuk pemimpin pemerintahan. Tapi tetap menarik untuk dipahami dan di ambil pelajaran darinya.

Saya sih bukan (belum jadi) filosof sejati, jadi mungkin belum pas benar jawabannya. Demikian sejauh pemahaman saya. Thx buat komentarnya.

Posting Komentar