Hari gini tidak afdol rasanya kalau tidak selalu menjual nama tuhan. Nama tuhan, dalam bahasa apapun, sepertinya masih sangat ampuh untuk diperalat di komunitas yang katanya religius ini. Kalau perlu jual judi togel dengan membawa-bawa nama tuhan. Jago framing kita ini !
Di sisi inilah saya harus mengakui masih salut dengan Lia Eden. Ups, sebentar dulu saya bukan pengikutnya dan tidak pula mengimani sedikitpun ajarannya. Tetapi setidaknya Lia Eden yang seorang wanita itu, dalam bahasa saya, seolah-olah seperti berujar, "ini dadaku, mana dadamu." Sekalipun tidak mengangkat dirinya sebagai tuhan, melainkan hanya sebagai penyampai, seorang Lia Eden berani menghadang deras arus yang menghantam. Dan bukannya balik arah seperti yang lain (kecuali kalau mereka benar-benar insyaf). SALUT !!!.
Lia Eden itu berada di luar ranah klasik, menurut saya. Karenanya tidak tepat buat saya untuk menghakiminya dengan ajaran yang tidak ia yakini. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang selalu menjual nama tuhan dengan bertindak dengan pola yang selalu bertentangan dengan suruhan Tuhan yang namanya ia sebut ?
Saya dulu pernah di sisi itu, sampai akhirnya saya muak, dan sangat muak dengan ketidaksesuaian antara perkataan dengan perbuatan. Bagi saya untuk belajar menjadi orang baik itu jauh lebih susah daripada menceramahi orang seperti saya dulu. Karenanya saya berharap agar sampai mati tidak lagi berada dalam posisi (harus) menjadi seorang penjual nama tuhan.
Agama itu pencerahan, bukan penyesatan. Agama itu prosedur untuk dilaksanakan, bukan sekedar cerita untuk pengantar tidur atau sarana mencari status sosial di masyarakat. Dan hampir tidak ada yang lebih berbahaya dari menjual agama dan tuhan dalam kesesatan. Sebab agama itu berada di wilayah spiritual, yang tidak seluruhnya bisa dilogika. Soal kesesatan dari ajaran agama induk ini, jangan aneh jika banyak orang yang sebenarnya berpendidikan baik, bisa menjadi pengikut seorang seperti Lia Eden. Karena jika sudah di wilayah spiritual, hampir matilah akal. Mungkin karena itu pula ada agama besar yang sangat menghimbau akal dalam beragama, supaya manusia tidak seperti kerbau yang dicocok hidung.
It is not just The Devil Wears Prada, IT IS THE SATAN HIMSELF !!!
PUT YOUR MONEY WHERE YOUR MOUTH IS !!!
Di sisi inilah saya harus mengakui masih salut dengan Lia Eden. Ups, sebentar dulu saya bukan pengikutnya dan tidak pula mengimani sedikitpun ajarannya. Tetapi setidaknya Lia Eden yang seorang wanita itu, dalam bahasa saya, seolah-olah seperti berujar, "ini dadaku, mana dadamu." Sekalipun tidak mengangkat dirinya sebagai tuhan, melainkan hanya sebagai penyampai, seorang Lia Eden berani menghadang deras arus yang menghantam. Dan bukannya balik arah seperti yang lain (kecuali kalau mereka benar-benar insyaf). SALUT !!!.
Lia Eden itu berada di luar ranah klasik, menurut saya. Karenanya tidak tepat buat saya untuk menghakiminya dengan ajaran yang tidak ia yakini. Tapi bagaimana dengan orang-orang yang selalu menjual nama tuhan dengan bertindak dengan pola yang selalu bertentangan dengan suruhan Tuhan yang namanya ia sebut ?
Saya dulu pernah di sisi itu, sampai akhirnya saya muak, dan sangat muak dengan ketidaksesuaian antara perkataan dengan perbuatan. Bagi saya untuk belajar menjadi orang baik itu jauh lebih susah daripada menceramahi orang seperti saya dulu. Karenanya saya berharap agar sampai mati tidak lagi berada dalam posisi (harus) menjadi seorang penjual nama tuhan.
Agama itu pencerahan, bukan penyesatan. Agama itu prosedur untuk dilaksanakan, bukan sekedar cerita untuk pengantar tidur atau sarana mencari status sosial di masyarakat. Dan hampir tidak ada yang lebih berbahaya dari menjual agama dan tuhan dalam kesesatan. Sebab agama itu berada di wilayah spiritual, yang tidak seluruhnya bisa dilogika. Soal kesesatan dari ajaran agama induk ini, jangan aneh jika banyak orang yang sebenarnya berpendidikan baik, bisa menjadi pengikut seorang seperti Lia Eden. Karena jika sudah di wilayah spiritual, hampir matilah akal. Mungkin karena itu pula ada agama besar yang sangat menghimbau akal dalam beragama, supaya manusia tidak seperti kerbau yang dicocok hidung.
It is not just The Devil Wears Prada, IT IS THE SATAN HIMSELF !!!
PUT YOUR MONEY WHERE YOUR MOUTH IS !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar